BantulMedia.com – Makanan manis selalu berhasil memperbaiki mood. Tak heran, orang yang merasa stres seringkali mencari makanan manis. Sebenarnya tidak masalah jika Anda jarang melakukannya. Namun, konsumsi gula yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Aneka Gula Pemanis Untuk Makanan dan Minuman
Ada banyak jenis pemanis yang biasa digunakan dalam makanan dan minuman. Anda perlu mengidentifikasinya terlebih dahulu untuk menentukan jenis pemanis terbaik untuk tubuh Anda. Berikut ulasan lengkapnya!
Gula
Anda tentu tidak asing dengan jenis pemanis yang berasal dari pohon tebu ini. Gula pasir merupakan jenis pemanis yang paling mudah Anda temukan. Biasanya, orang sering mengolah gula pasir menjadi sirup sederhana agar lebih mudah bercampur ke dalam minuman.
Gula Kelapa
Sensasi rasa manis gula aren semakin lengkap dengan aromanya yang unik dan menggugah selera. Gula kelapa, lebih populer dengan nama gula merah. Sejak lama orang-orang menggunakan gula ini dalam pembuatan berbagai masakan tradisional.
Gula Jagung
Rasa manis yang ada dalam gula jagung berasal dari tepung maizena. Gula jagung tidak semanis gula pasir. Namun, indeks glikemiknya lebih rendah daripada gula pasir.
Baca juga:
Hidup Sehat Dengan Makanan Rendah Kalori dan Lemak, Juga Bisa Kenyang
Madu
Rasa manis madu berasal dari nektar yang dikumpulkan oleh lebah. Rasa madu itu unik, tergantung jenis pohon dari mana nektarnya berasal, sangat berbeda. Misalnya, madu pohon mangga rasanya berbeda dengan madu rambutan, madu kelengkeng, dan jenis madu lainnya.
Sirup Maple
Sirup maple asli berasal dari proses ekstraksi pohon maple. Biasanya sirup maple yang kaya mineral ini paling populer sebagai topping pancake. Karena rasanya yang manis dan memiliki aroma khas yang berbeda dengan pemanis lainnya.
Efek Samping Dari Gula Pasir Pada Kesehatan
Meskipun konsumsi gula paling familiar untuk berbagai jenis makanan dan minuman, sebenarnya bisa berbahaya bagi kesehatan Anda. Indeks glikemik gula pasir bisa mencapai 60 hingga 75. Artinya gula pasir cenderung menyebabkan kadar gula darah naik sesaat setelah dikonsumsi.
Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak hanya menyebabkan diabetes, tetapi juga berisiko obesitas. Karena tubuh menyimpan kelebihan gula dalam bentuk cadangan lemak dalam tubuh Anda.
Selain itu, efek samping lain yang dapat menyebabkan perasaan ketagihan (sweet tooth) dan kerusakan gigi. Karena residu gula yang menempel pada gigi dapat memicu tumbuhnya bakteri berbahaya jika tidak dibersihkan dengan benar. Oleh karena itu, Anda perlu lebih berhati-hati dalam membatasi konsumsi gula sesuai kebutuhan tubuh agar kelebihan gula tidak menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari.
Gula Kelapa, Pemanis Alternatif Pengganti Gula
Ternyata gula kelapa bisa menjadi alternatif pengganti gula. Manisnya tidak kalah dengan gula pasir. Bahkan gula kelapa lebih unggul karena indeks glikemiknya lebih rendah hanya sekitar 35. Salah satu senyawa gula yang paling rentan terhadap penimbunan lemak tubuh adalah fruktosa. Karena pemecahan fruktosa menghasilkan lemak di hati.
Inilah yang menyebabkan jenis pemanis yang tinggi fruktosa memicu obesitas. Sedangkan gula kelapa mengurangi risiko obesitas. Dalam setiap porsi gula kelapa, kandungan fruktosanya hanya 45%. Berbeda dengan sirup jagung atau madu, kandungan fruktosa antara 55% dan 90%.
Nah, jangan ragu untuk menggunakan gula kelapa sebagai alternatif pemanis di rumah. Kesehatan dimulai dari kedisiplinan Anda untuk menjalani gaya hidup sehat.
Komentar
Posting Komentar