Langsung ke konten utama

Perjanjian Menyerah Tanpa Syarat Dari Belanda Ke Jepang

BantulMedia.comPerjanjian Menyerah Tanpa Syarat Dari Belanda Ke Jepang – Perjanjian Kalijati mengawali kisah berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia yang digantikan oleh pendudukan militer Jepang.

Perjanjian Menyerah Tanpa Syarat Dari Belanda Ke Jepang

Perjanjian Menyerah Tanpa Syarat Dari Belanda Ke Jepang

Perjanjian Kalijati merupakan hasil perundingan antara Jepang dan Belanda yang ditandatangani pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Isi Perjanjian Kalijati mengawali kisah berakhirnya masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia yang digantikan oleh pendudukan militer Jepang.

Jepang terlibat langsung dalam Perang Dunia II, tepatnya di Asia-Pasifik atau dikenal juga dengan Perang Asia Timur Raya. Perang Dunia II dimulai ketika Jerman yang dikuasai Nazi Adolf Hitler menginvasi Polandia pada 1 September 1939.

Juga, pada 10 Mei 1940, Jerman menyerang Belanda, yang mengguncang pemerintahannya. Situasi belakangan ini telah membuka wacana tentang posisi Belanda di wilayah jajahannya, termasuk Hindia Belanda atau Indonesia.

Dikutip History of Modern Indonesia 1200-2008 (2008) oleh M.C. Ricklefs, saat itu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer mengatakan akan ada perubahan setelah perang usai.

Latar Belakang Perjanjian Kalijati

Pada tahun 1940, Jepang bersekutu dengan dua negara fasis di Eropa, yaitu Jerman dan Italia, untuk menghadapi Sekutu di medan perang Perang Dunia II. Jepang, Jerman dan Italia membentuk kekuatan Poros.

Sedangkan Blok Sekutu terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Prancis, Belanda, dan beberapa negara lainnya.

Baca juga:

Simak, Tujuan Pemerintah Jepang Membentuk Gerakan 3A

Jerman kemudian berhasil mengalahkan Prancis dan mengizinkan Jepang mendirikan pangkalan militer di Indochina atau Asia Tenggara. Situasi ini memberi kesempatan bagi Jepang untuk merebut wilayah Indonesia dari Belanda.

Belanda menentang keras kehadiran Jepang di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Selain itu, Belanda telah membekukan seluruh aset Jepang di Indonesia.

Perlu dicatat bahwa pada tahun 1938-1939 Jepang berhasil masuk ke Indonesia dengan misi ekonomi. Karenanya Jepang memiliki aset di Indonesia yang masih dalam genggaman pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Jepang menanggapinya dengan memperkuat pangkalan militernya di Asia Tenggara. Memang, pada 7 Desember 1941, pasukan Dai Nippon tiba-tiba menyerang Pearl Harbor, pangkalan militer Amerika Serikat di Hawaii.

Belanda Dan Jepang Perang

Menurut buku Serangan Jepang ke Hindia Belanda selama Perang Dunia II (2009) yang di susun oleh Himawan Soetanto dkk (2009), terobosan Dai Nippon pasca Pearl Harbor segera diikuti oleh razia ke wilayah lain, termasuk Filipina, Myanmar, Hong Kong, Thailand dan Semenanjung Malaya pada Desember 1941.

Hindia Belanda juga mau tidak mau berada di bawah ancaman. Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer akhirnya menyatakan perang terhadap Jepang.

Baca juga:

Mengapa Jepang Menerapkan Kebijakan Ekonomi Perang

Artikel Muhammad Rijal Fadli & Dyah Kumalasari berjudul “Sistem Administrasi Negara Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang” dalam Jurnal Sejarah dan Kebudayaan (Vol. 13, No. 2, 2019) mengungkapkan bahwa reaksi Jepang terhadap deklarasi perang yang kemudian masuk wilayah Indonesia pada tanggal 12 Januari 1942 melalui Tarakan, Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia.

Dipimpin oleh Jenderal Hitoshi Imamura, Jepang dengan cepat menguasai daerah-daerah penting di Jawa pada 1 Maret 1942, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan di Jawa Barat, dan Kragan di Jawa Tengah.

Selanjutnya pada tanggal 5 Maret 1942, Jepang menduduki Batavia dan mengumumkan bahwa kota tersebut tidak lagi dikuasai oleh Belanda. Pada sore hari tanggal 7 Maret 1942, pasukan Belanda menyerah kepada Jepang di Bandung. Dari sinilah perundingan Kalijati dilakukan.

Isi dan karakter Perjanjian Kalijati

Berdasarkan Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo hingga Proklamasi 1908-1945 (2001) oleh Suhartono, pertemuan itu berlangsung pada 8 Maret 1942 di Kalijati. Ada kesepakatan bahwa tentara Belanda harus menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Selanjutnya Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten, komandan pasukan Belanda di Jawa, di serahkan kepada Jenderal Hitoshi Imamura sebagai wakil delegasi Dai Nippon.

Sejak saat itu, wilayah Indonesia berada di bawah pendudukan pemerintah militer Jepang. Akhirnya, Dai Nippon di kalahkan oleh Sekutu dalam Perang Asia Timur, memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Kesimpulan

Itulah pembahasan tentang – Perjanjian Menyerah Tanpa Syarat Dari Belanda Ke Jepang – yang akhirnya tercatat dalam perjanjian Kalijati. Semog bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gudeg Bromo Bu Tekluk: Nikmatnya Kuliner Di Sleman

Gudeg Bromo Bu Tekluk: Nikmatnya Kuliner di Sleman Gudeg Bromo Bu Tekluk merupakan salah satu kuliner legendaris di Sleman, Yogyakarta. Warung makan ini sudah berdiri sejak tahun 1960-an dan hingga kini masih ramai dikunjungi oleh para pecinta kuliner. Gudeg Bromo Bu Tekluk terkenal dengan cita rasanya yang khas dan gurih, serta menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Sejarah Gudeg Bromo Bu Tekluk Gudeg Bromo Bu Tekluk didirikan oleh seorang wanita bernama Tekluk pada tahun 1960-an. Tekluk memulai usahanya dengan berjualan gudeg di pasar tradisional. Namun, karena gudeg buatannya yang lezat, Tekluk akhirnya memutuskan untuk membuka warung makan sendiri. Warung makan Gudeg Bromo Bu Tekluk pertama kali dibuka di daerah Bromo, Sleman. Seiring berjalannya waktu, Gudeg Bromo Bu Tekluk semakin dikenal dan ramai dikunjungi oleh para pecinta kuliner. Bahkan, warung makan ini pernah dikunjungi oleh beberapa pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo. Keunikan Gudeg Bromo Bu Tekluk Gudeg

Kamar Puspa Langka: Pengalaman Menginap 360° Di Puspa Jaya Backpacker

Kamar Puspa Langka: Pengalaman Menginap 360° di Puspa Jaya Backpacker Di tengah hiruk pikuk kota, tersembunyi sebuah tempat yang menawarkan pengalaman menginap yang unik dan tak terlupakan. Puspa Jaya Backpacker, sebuah hostel yang terletak di jantung kota Jakarta, menghadirkan Kamar Puspa Langka, sebuah kamar dengan pemandangan 360° yang memukau. Kamar Puspa Langka terletak di lantai paling atas Puspa Jaya Backpacker, dengan jendela-jendela besar yang mengelilingi seluruh ruangan. Dari jendela-jendela tersebut, Anda dapat menikmati pemandangan kota Jakarta yang menakjubkan, mulai dari gedung-gedung pencakar langit hingga lalu lintas yang ramai. Kamar Puspa Langka didesain dengan gaya minimalis dan modern, dengan perabotan yang sederhana namun nyaman. Kamar ini dilengkapi dengan tempat tidur double yang empuk, meja kerja, dan kamar mandi pribadi dengan shower. Selain pemandangannya yang menakjubkan, Kamar Puspa Langka juga menawarkan fasilitas-fasilitas yang lengkap. Di dalam kamar, te

KRAKAL BEACH: Surganya Para Peselancar Di Krakal Beach

KRAKAL BEACH: Surganya Para Peselancar di Krakal Beach Krakal Beach adalah pantai yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang besar dan menantang, sehingga menjadikannya sebagai salah satu spot selancar terbaik di Indonesia. Selain itu, Krakal Beach juga memiliki pemandangan yang indah dengan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Lokasi Krakal Beach Krakal Beach terletak di Desa Krakal, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Untuk menuju ke Krakal Beach, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengikuti rute Jalan Yogya-Wonosari hingga sampai di Kecamatan Tanjungsari. Setelah itu, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Desa Krakal. Jika menggunakan kendaraan umum, Anda dapat naik bus jurusan Yogyakarta-Wonosari hingga sampai di Terminal Wonos