BantulMedia.com – Potensi Indonesia Mengembangkan Aerocity – Perkembangan airport city (aerocity) memiliki prospek yang sangat baik di Indonesia.
Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga mobilitas penduduk dengan pesawat lebih tinggi daripada dengan negara non kepulauan lainnya.
Melalui infrastruktur bandara yang mendukung dan terus diperbarui, konsep pengembangan airport city memiliki potensi pengembangan.
Potensi Indonesia Mengembangkan Aerocity
“Potensi di Indonesia sangat banyak. Bandara telah berkembang banyak yang kecil sebelum dan kemudian pindah ke lahan baru, jadi mereka cukup besar. Ada juga bandara baru,” kata Direktur Ekonomi dan Perencanaan PT Aecom Indonesia+Planning Utami Prastiana di kantornya. , Jakarta, Jumat (6/3/2016).
Di negara maju, konsep aerocity bukanlah hal baru. Di Incheon, Korea Selatan, misalnya, aerocity akan menghadirkan pasar komersial atau bisnis.
Potensi aerocity sendiri terletak pada kota atau negara yang bandaranya banyak digunakan. Para pebisnis yang harus bertemu di kota lain dalam waktu yang relatif singkat atau hanya beberapa hari menjadi faktor munculnya aerocity.
Utami menambahkan, mereka yang mengadakan pertemuan daerah akan lebih terbantu jika tidak harus ke pusat kota dan hanya berpindah-pindah di sekitar bandara.
Rapat dan menginap di hotel dekat bandara, misalnya, memudahkan para pebisnis untuk bepergian ke daerah lain.
Efek dominonya, hotel akan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Jumlah penduduk juga semakin meningkat dan kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat. Belum lagi kebutuhan akan retail juga semakin meningkat.
Ini menciptakan area independen, yang kemudian disebut Aerocity. Pasalnya kawasan ini dilayani oleh bandara.
“Indonesia juga cukup berpengaruh karena negara kepulauan. Jumlah penumpang di Soekarno-Hatta sangat tinggi, hampir sama dengan di Bandara Changi (Singapura) dan bandara sibuk di negara lain,” kata Utami.
Baca juga:
Aerocity di Jawa Tengah
Salah satu konsep pengembangan aerocity di Indonesia adalah Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Sejumlah kendaraan mengantre keberangkatan beberapa waktu lalu di hari pertama operasionalnya di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pengembangan Kertajati Aero City terbagi menjadi empat fase, yaitu Zona Industri dan Gudang, Zona Layanan Umum dan Sosial, Perkantoran, Zona Komersial dan Jasa, Zona Perumahan, Zona Ruang Terbuka Hijau, Zona Ruang Terbuka Biru, Zona Campuran dan Klan Jalanan.
Kawasan industri dan gudang nantinya akan menempati areal terluas, yakni 1.268 hektare atau 36 persen dari total luas.
Ruang hidup sekarang 241,48 hektar (7 persen). Untuk kawasan perkantoran, komersial dan jasa, luasnya mencapai 259,94 hektar (7 persen).
Baca juga:
Inilah Identifikasi Sistem Pertahanan Dan Keamanan Republik Indonesia
Ruang terbuka hijau sendiri juga cukup luas, yaitu 982,31 hektar (28 persen), ruang terbuka biru seluas 99,97 hektar (3 persen), jalur jalan seluas 407,15 hektar (12 persen), zona pelayanan umum dan sosial seluas 84,56 hektar. hektar (2 persen) dan kawasan campuran seluas 136,53 hektar (4 persen).
Kawasan industri akan di bangun di bagian utara bandara, yang cukup jauh dari pemukiman penduduk dan bandara.
Sedangkan konsep kawasan hunian akan mengutamakan pengembangan hunian vertikal dengan tinggi bangunan maksimal 90 meter.
Pada tahap awal, asrama haji akan dibangun di kawasan pemukiman untuk menampung calon jemaah haji sebelum diberangkatkan dari bandara.
Rencana pembangunan tahap pertama yang menelan biaya Rp 1,8 triliun itu hampir rampung. Setelah peletakan batu pertama, pembangunan tahap pertama harapannya selesai pada Desember 2017.
Kesimpulan
Demikian penjelasan mengenai – Potensi Indonesia Mengembangkan Aerocity – semoga bermanfaat untuk Anda.
Komentar
Posting Komentar