BantulMedia.com – Ramon Papana Patenkan Istilah Open Mic, Ernest Menggugat – Istilah Open Mic telah terdaftar menjadi merek dagang dari Ramon Papana. Akibat dari aksi ini berdampak pada para komika Indonesia.
Ramon Papana Patenkan Istilah Open Mic, Ernest Menggugat
Mengutip dari Kompas.com, komunitas stand up comedy di Indonesia, yang di motori Pandji Pragiwaksono, Ernest Prakasa dkk ramai-ramai menggugat merek dagang merek Open Mic Indonesia ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2022).
Di telusuri Tim BantulMedia dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Jumat(2/8/2022), merek Open Mic Indonesia resmi terdaftar pada 28 Mei 2013 lalu. DJKI menerima pendaftaran dari Ramon Papana sejak 5 Juni 2015. Yang terdafar dengan No pendaftaran IDM000477953.
Merek dagang ini tergolong dalam kelas hiburan, acara hiburan radio dan hiburan televisi. Selain itu, Nama Ramon Pratomo, yang mana merupakan nama asli Ramon Papana tercatat sebagai pemiliknya.
Ssosok Ramon Papana Dan Open Mic
Pria bernama Ramon Pratomo Tommybens lahir pada 1 April 1957. Nama Ramon Papana populer sebagai seorang entertainer dengan konsep unik.
Open mic sendiri sebenarnya bukan istilah baru, apalagi di dunia stand up comedy. Di luar negeri, open mic sering berkaitan dengan public speaking.
Baca juga:
Sisca Kohl Dilamar Jess No Limit, Cincin Lamaran Capai Miliaran
Namun, seiring berjalannya waktu, istilah tersebut menjadi populer melalui pertunjukan stand-up comedy.
Biasanya pemain atau pemain mendaftar untuk slot waktu terlebih dahulu atau check-in dengan pembawa acara atau MC.
Acara ini juga biasa digunakan oleh para komedian untuk memamerkan bakat stand up comedy mereka atau orang-orang yang sedang belajar public speaking.
Kesimpulan
Demikian penjelasan tentang – Ramon Papana Patenkan Istilah Open Mic, Ernest Menggugat – Semoga permasalahan yang terjadi tidak membuat dunia Standy UP komedi Indonesia menjadi terpecah belah ya Sobat BantulMedia.
Karena tidak dapat kita pungkiri, kehadiran stand up komedi di Indonesia menjadi wadah dalam penyaluran aspirasi masyarakat yang di kemas secara humoris. Sehingga seolah penonton menertawakan realita yang ada dan bisa menjadi feed back untuk para penonton itu sendiri. Gimana pendapat kalian sobat Bantul Media?
Komentar
Posting Komentar