Pendidikan

4 Proyek Mercusuar Soekarno, Apa Saja?

BantulMedia.com 4 Proyek Mercusuar Soekarno – Proyek Mercusuar Soekarno merupakan proyek pengembangan modal yang di rancang untuk menarik perhatian dari luar negeri.

Proyek ini bertujuan untuk mendukung Ganefo (Games of the New Emerging Forces) sebagai saingan Olimpiade dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang hebat.

4 Proyek Mercusuar Soekarno, Apa Saja?

4 Proyek Mercusuar Soekarno

Dalam Proyek Mercusuar, Soekarno meluncurkan enam proyek yang dibangunnya. Namun, proyek ini lebih merugikan ekonomi karena pembengkakan biaya.

Awal Mula Proyek Mercusuar

Awal dari proyek unggulan dimulai dengan pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pertama pada tahun 1962. Untuk mendukung terselenggaranya Asian Games, maka lahirlah gedung-gedung yang menjadi proyek andalan Soekarno.

Tujuan Soekarno mendirikan proyek unggulan adalah untuk menarik perhatian dunia internasional ke Indonesia.

Saat itu, Indonesia belum memiliki tempat untuk menjadi tuan rumah perhelatan olahraga terbesar di benua Asia yang diikuti oleh 17 negara tersebut. Namun terlepas dari kondisi yang tidak menguntungkan di Indonesia dan krisis keuangan, Soekarno bertahan.

Bagi Presiden Soekarno, Asian Games 1962 menjadi bukti kepada dunia luar bahwa Indonesia adalah negara yang hebat dan tidak diremehkan oleh negara lain.

Baca juga:

Inilah Pengertian Pancasila Menurut Ir. Soekarno

Proyek Mercusuar

Hanya dalam waktu empat tahun sejak Dewan Federasi Asian Games bertemu pada 25 Mei 1958, Presiden Soekarno merasa terpanggil untuk membentuk Jakarta agar bisa memberikan gambaran dunia tentang Indonesia.

Dokter. Hotel Indonesia Presiden Republik Indonesia Soekarno menggunting pita pada peresmian Hotel Indonesia (8 Mei 1962).

Enam proyek mercusuar pada masa kepresidenan Ir. Soekarno, yaitu:

Stadion Gelora Bung Karno (GBK)

Pada tahun 1956 Soekarno pernah mengunjungi Moskow. Di sana ia sempat melihat kemegahan Lenin Stadium.

Dari situ Soekarno pun memiliki ide yang sama untuk membangun Stadion Senayan atau GBK dengan konsep kemegahan Stadion Lenin, kekuatan struktural dan kesenimanannya. Desain stadion GBK di kerjakan oleh LS Tyatenko, arsitek yang mengerjakan desain stadion Lenin.

Total biaya pembangunan Kompleks Olahraga Senayan senilai $12,5 juta. Sumber pendanaan ini mendapat dukungan dari pinjaman yang di berikan oleh Uni Soviet.

Hotel Indonesia

Hotel Indonesia juga di bangun untuk menyambut Asian Games 1962. Pada saat itu, Hotel Indonesia merupakan hotel berbintang pertama di Jakarta dengan 14 lantai menjulang.

Proyek pembangunan Hotel Indonesia ini memakan biaya dengan dana dari perjanjian reparasi perang dengan Jepang yang resmi di buka pada tanggal 5 Agustus 1962.

Baca juga:

Mengenal Lebih Detail Tentang Induk Organisasi Senam

Jembatan Semanggi

Untuk mencegah kemacetan saat Asian Games, Soekarno membangun Jembatan Semanggi.

Soekarno memilih nama Semanggi karena bentuk jembatan yang dibangun Menteri Pekerjaan Umum Ir Sutami yang menyerupai shamrock. Jembatan Semanggi merupakan jembatan trefoil terbesar di Asia Tenggara, diresmikan pada tahun 1962.

Monumen Selamat Datang

Patung Selamat Datang karya Edhie Sunarso pada tahun 1961 sebagai simbol penyambutan tamu asing.

Semua tamu asing yang datang ke Jakarta dan langsung menuju Hotel Indonesia akan langsung melihat patung penyambutan ini di hadapan mereka.

Monas

Presiden Soekarno memerintahkan pembangunan Monas pada 17 Agustus 1961.

Soekarno menginginkan agar monumen nasional berdiri tepat di depan Istana Merdeka sebagai simbol perjuangan rakyat. Akhirnya, Monas di bangun di Lapangan Medan Merdeka di Jakarta Pusat. Pembangunan Monas berhasil dibangun dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

DPR/MPR

Pembangunan gedung DPR/MPR resmi di buka pada 8 Maret 1965. Pembangunan gedung ini bermaksud untuk Konferensi Pasukan Baru Muncul (Conefo) pada tahun 1966.

Selain itu, pembangunan gedung DPR/MPR juga merupakan wujud cita-cita Soekarno untuk menegaskan dan menegaskan kemerdekaan Indonesia melalui bentuk fisik. Akhirnya gedung DPR/MPR dibuka secara resmi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 48.

Kontroversi seputar proyek mercusuar

Semua pembangunan di Proyek Mercusuar membuat beban anggaran menjadi sangat tinggi. Akibatnya, terjadi krisis ekonomi di bawah kepemimpinan Soekarno. Kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi dan inflasi juga meningkat tajam.

Meski demikian, Soekarno tetap melanjutkan proyek andalannya untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang hebat.

Kesimpulan

Demikian penjelasan tentang – 4 Proyek Mercusuar Soekarno – yang bisa Anda ketahui. Walau mengundang pro dan kontra, nyatanya bangunan-bangunan megah yang berdiri di Jakarta pada masa kepemipinan Soekarno semakin membuat kokoh citra Indonesia.