Pendidikan

Perlawanan Masyarakat Pada Masa Pendudukan Jepang

BantulMedia.comPerlawanan Masyarakat Pada Masa Pendudukan Jepang – Jepang menguasai wilayah Indonesia dari tahun 1942 sampai 1945. Meski relatif singkat, pendudukan Jepang memang membawa kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penguasa Jepang saat itu dikenal tidak kalah kejamnya dengan Belanda.

Perlawanan Masyarakan Pada Masa Pendudukan Jepang

Perlawanan Masyarakat Pada Masa Pendudukan Jepang

Namun, masyarakat Indonesia tidak tinggal diam. Oleh karena itu, resistensi tidak dapat terhindarkan. Sejarah mencatat bahwa ada beberapa gerakan perlawanan pada masa pendudukan Jepang. Berikut ulasannya:

Perlawanan Masyarakat di Singaparna (Tasikmalaya)

Pada masa pendudukan Jepang, masyarakat Singaparna terpaksa mengikuti upacara Seikerei (upacara penghormatan Kaisar Jepang dengan cara bersujud kepada matahari terbit). Orang-orang Singaparna merasa sangat terhina. Mereka juga ogah-ogahan karena gerakan tersebut mereka anggap mendua tentang dewa yang mereka yakini.

Baca juga:

Inilah Sistem Pendidikan Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang

Selain itu, masyarakat Singaparna juga merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak Jepang. Persediaan makanan menjadi lebih sedikit karena di alokasikan untuk keperluan perang Jepang.

Akibatnya, pada Februari 1944, rakyat Singaparna melawan Jepang. Mereka dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Namun, Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada 25 Februari 1944. Dan pada 25 Oktober 1944 ia mendapat hukuman mati.

Perlawanan Masyarakat PETA di Blitar

PETA (Pembela Tanah Air) adalah satuan militer yang didirikan oleh Jepang di Indonesia. Jepang merekrut pemuda Indonesia sebagai prajurit teritorial untuk mempertahankan wilayah Indonesia dalam mengantisipasi serangan Sekutu.

Namun, perwira PETA sering mendapat penghinaan Jepang. Anggota PETA juga menyaksikan kesengsaraan rakyat di tangan kerja paksa Jepang (Romusha). Penderitaan rakyat telah membangkitkan simpati dan nasionalisme di hati prajurit PETA di Blitar.

Baca juga:

Jepang Menduduki Indonesia Melalui Pulau Kalimantan

Sejak September 1944 berbagai pertemuan rahasia telah dilakukan. Shodancho Supriyadi menguraikan rencana revolusioner untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Shodancho Suparjono juga sering mengajak bawahannya untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Di Timur Matahari. Sementara itu, pada 14 Februari 1945, Shodancho Partoharjono mengibarkan bendera merah putih di sebuah lapangan yang luas.

Akhirnya pada dini hari tanggal 14 Februari 1945, Supriyadi dan pasukannya mulai berperang melawan pasukan Jepang. Mereka menembakkan mortir ke Hotel Sakura yang merupakan kediaman perwira militer Jepang. Namun ternyata gedung tersebut sempat di evakuasi karena rencana pemberontakan sudah pihak Jepang ketahui.

Jepang mengirim pasukan militer untuk menghentikan pemberontakan PETA. Kekuatan tentara Jepang sulit ditandingi. Supriyadi dan 67 orang lainnya ditangkap dan kemudian diadili di depan Pengadilan Militer Jepang di Jakarta. Beberapa dari mereka dijatuhi hukuman mati dan hidup, sementara nasib Supriyadi tidak diketahui.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan tentang – Perlawanan Masyarakat Pada Masa Pendudukan Jepang – semoga bisa bermanfaat untuk Anda.