Langsung ke konten utama

Sasaran Pendidikan Islam Dalam Mengembangkan Nilai Agama

BantulMedia.comSasaran Pendidikan Islam – Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

Sasaran strategis pendidikan Islam adalah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai agama dan nilainilai ilmu pengetahuan secara mendalam dan luas dalam pribadi anak didik,

Sehingga akan terbentuk dalam dirinya, sikap beriman dan bertakwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah mengintegrasikan iman dan takwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Pendidikan Islam mengidentifikasikan sasarannya pada empat pengembangan fungsi manusia, yaitu:

1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu.

2. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.

3. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT

Pengertian Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka kita harus melihat kepada kata Arab karena ajaran itu diturunkan dalam bahasa tersebut.

Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”.

Kata “pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “ ‘allama”.

Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.

Sasaran Pendidikan Islam

Sasaran Pendidikan Islam

Sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya perlu dirumuskan pandangan hidup Islam yang mengarahkan sasaran pendidikan Islam.

Oleh karena itu, bila manusia yang berpredikat muslim, benar-benar akan menjadi penganut agama yang baik, menaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya.

Ia harus mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajarannya sesuai iman dan akidah islamiah.

Salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah aspek tujuan.

Merumuskan tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta
dengan pertimbangan prinsip prinsip dasarnya.

Hal tersebut disebabkan pendidikan adalah upaya yang paling utama, bahkan satu satunya untuk membentuk manusia menurut apa yang dikehendakinya. Karena itu menurut para ahli
pendidikan, tujuan pendidikan pada hakekatnya merupakan rumusan-rumusan dari berbagai harapan ataupun keinginan manusia.

Maka dari itu berdasarkan definisinya, Rupert C. Lodge dalam philosophy of education menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman.

Sehingga dengan kata lain, kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu. Sedangkan Joe Pack merumuskan pendidikan sebagai “the art or
process of imparting or acquiring knomledge and habit through instructional as study”. Dalam definisi ini tekanan kegiatan pendidikan diletakkan pada pengajaran (instruction), sedangkan segi kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.

Theodore Meyer Greene mengajukan definisi pendidikan yang sangat umum. Menurutnya pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna.

Alfred North Whitehead menyusun definisi pendidikan yang menekankan segi ketrampilan menggunakan pengetahuan.

Pengertian Pendidikan Secara Umum

Untuk itu, pengertian pendidikan secara umum, yang kemudian dihubungkan dengan Islam -sebagai suatu sistem keagamaan- menimbulkan pengertian pengertian baru yang secara implisit menjelaskan karakteristik karakteristik yang dimilikinya.

Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya, dalam konteks Islam inheren salam konotasi istilah “tarbiyah”, “ta’lim” dan “ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama.

Ketiga istilah itu mengandung makna yang amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain.

Istilah istilah itu sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam; informal, formal, dan nonformal.

Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa.

Dengan ini pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.

Visi dan Misi Pendidikan Islam

Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam.
Menurutnya sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi dimensional,

yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al Qur’an.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang ideal, sebab visi dan misinya adalah “Rohmatan Lil ‘Alamin”, yaitu untuk membangun kehidupan dunia yang yang makmur, demokratis, adil, damai, taat hukum, dinamis, dan harmonis.

Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya.

Bila dilihat dari ayat-ayat al Qur’an ataupun hadits yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan, terdapat beberapa macam tujuan,

termasuk tujuan yang bersifat teleologik itu sebagai berbau mistik dan takhayul dapat dipahami karena mereka menganut konsep – konsep ontologi positivistik yang mendasar kebenaran hanya kepada empiris sensual, yakni sesuatu yang teramati dan terukur.

Qodri Azizy menyebutkan batasan tentang definisi pendidikan agama Islam dalam dua hal, yaitu;

a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam.

b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam.

Sehingga pengertian pendidikan agama Islam merupakan usaha secara sadar dalam memberikan bimbingan kepada anak didik untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran dengan materi-materi tentang pengetahuan Islam.

Sasaran strategis pendidikan Islam adalah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai agama dan nilainilai ilmu pengetauan secara mendalam dan luas dalam pribadi anak didik,

sehingga akan terbentuk dalam dirinya, sikap beriman dan bertakwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah mengintegrasikan iman dan takwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Sasaran pendidikan menyangkut masalah spikologis dan fisiologis.

Oelh karena itu, pendidikan Islam tidak dapat dilepaskan dari psikologi, terutama psikologi pendidikan.

Dalam hubungannya dengan proses menamakan nilai-nilai agama dan membimbing ke arah kehidupan beragama, ilmu pendidikan Islam juga memerlukan peran psikologi agama,

karena psikologi agama mengkaji tentang tingkat-tingkat kemampuan anak dalam menerima nilai-nilai agama beserta kepekaanny (sensitivitasnya) terhadap penerimaan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan islam perlu meiliki pandangan yang sesuai dalam praktik dan memiliki kelenturan dalam teori-teori kependidikan, ia juga merupakan eksperimentasi teori pendidikan Islam,

yang bertugas memfungsionalkan ide-ide kependidikan dalam proses pelaksanaan baik dalam bentuk formal, seperti di sekolah maupun nonformal seperti di majelis taklim, pondok pesantren, dan pendidikan keluarga.

Dengan demikian jelaslah bahwa fungsi ilmu pendidikan Islam praktis mencakup tiga tugas, yaitu :

1. Melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.

2. Memberikanmbahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam tersebut.

Mekanisme proses kependidikan Islam dari segi operasional dapat disamakan dengan proses mekanisme yang berasal dari penerimaan input (bahan masukan),

lalu diproses dalam kegiatan pendidikan, kemudia berakhir pada output (hasil yang diharapkan).

Dan hasil yang diharapkan itu timbul umpan balik (feerback) yang mengoreksi bahan masukan (input).

Mekanisme proses semacam ini berlangsing terus menerus selama proses kependidikan terjadi.

Semakin banyak diperoleh bahan masukan (input) dari pengalaman operasional itu, semakin berkembang pula ilmu pendidikan Islam.

3. Di samping itu juga menjadi pengoreksi terhadap kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh ilmu pendidikan Islam, sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat, dan hubungan antara keduanya maken bersifat interaktif (saling mempengaruhi).

Sasaran pendidikan Islam secara teori maupun praktik harus mampu memberikan pandangan yang tepat dan terarah tentang kemungkinan-kemungkinan yang objektif dari proses pertumbuhan dan perembangan manusia.

Hal demikian menuntut ilmu pendidikan Islam baik teoretis maupun praktis untuk menetapkan kaidah atau pedoman konsepsional

dan operasional yang dapat menunjukkan alternatif-alternatif dalam proses mengarahkan pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke arah kedewasaan individualitas (kemandirian pribadi), sosialitas (kemampuan bermasyarakat), dan moralitas (kemampuan berakhlak susila).

Sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi sekalian makhluk di alam ini,

Pendidikan Islam mengidentifikasikan sasarannya pada empat pengembangan fungsi manusia, yaitu:

1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu,

yaitu makhluk yang hidup di tengah makhluk-makhluk lain, manusia harus bisa memerankan fungsi dan tanggung jawabnya,

manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara makhluk lainnya dan memfungsikan sebagai khalifah di muka bumi.

Malaikat pun pernah bersujud kepadanya, karena manusia sedidikit lenih tinggi kejadiannya dari malaikat, yang hanya terdiri dari unsur-unsur rohaniah, yaitu “nur illahi”.

0Manusia adalah makhluk yang terdiri dari perpaduan unsur-unsur rohani dan jasmani.

Firman Allah menunjukkan kedudukan manusia tersebut sebagai berikut :

71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah”.

72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya”.

Beban tanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat sebagai konsekuensi kedudukannya dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:

15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri.

dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.

2. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.

Sebagai makhluk (Homo sosius) manusia harus mengadakan interrelasi dan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat.

Itulah sebabnya Islam mengajarkan tentang persamaan, persaudara, gotong royong, dan musyawarah sebagai upaya membentuk masyarakat menjadi suatu persekutuan hidup yang utuh.

Prinsip hidup bermasyarakat demikian dikehendaki oleh Allah dalam firman-Nya.

103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,

Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

3. Menyadarkan, manusia sebagai hamba Allah SWT.

Manusia sebagai Homo divinans (makhluk yang berketuhanan), sikap dan watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya.

Dalam fitrah manusia telah diberi kemampuan untuk beragama. Hal ini sebagaimana pendapat seorang sarjana Barat, C.G. Jung, yang memandang kemampuan beragama sebagai naturaliter
religiosa (naluri beragama).

Firman Allah yang menyadarkan posisi manusia sebagai hamba-Nya yang harus beribadah kepada-Nya antara lain:

102. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.

103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.

Baca Juga : Manfaat standar pelayanan minimal pengelolaan pendidikan

Kesimpulan

Demikian Ulasan Tentang Sasaran Pendidikan Islam Semoga bermanfaat, Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gudeg Bromo Bu Tekluk: Nikmatnya Kuliner Di Sleman

Gudeg Bromo Bu Tekluk: Nikmatnya Kuliner di Sleman Gudeg Bromo Bu Tekluk merupakan salah satu kuliner legendaris di Sleman, Yogyakarta. Warung makan ini sudah berdiri sejak tahun 1960-an dan hingga kini masih ramai dikunjungi oleh para pecinta kuliner. Gudeg Bromo Bu Tekluk terkenal dengan cita rasanya yang khas dan gurih, serta menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Sejarah Gudeg Bromo Bu Tekluk Gudeg Bromo Bu Tekluk didirikan oleh seorang wanita bernama Tekluk pada tahun 1960-an. Tekluk memulai usahanya dengan berjualan gudeg di pasar tradisional. Namun, karena gudeg buatannya yang lezat, Tekluk akhirnya memutuskan untuk membuka warung makan sendiri. Warung makan Gudeg Bromo Bu Tekluk pertama kali dibuka di daerah Bromo, Sleman. Seiring berjalannya waktu, Gudeg Bromo Bu Tekluk semakin dikenal dan ramai dikunjungi oleh para pecinta kuliner. Bahkan, warung makan ini pernah dikunjungi oleh beberapa pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo. Keunikan Gudeg Bromo Bu Tekluk Gudeg

Kamar Puspa Langka: Pengalaman Menginap 360° Di Puspa Jaya Backpacker

Kamar Puspa Langka: Pengalaman Menginap 360° di Puspa Jaya Backpacker Di tengah hiruk pikuk kota, tersembunyi sebuah tempat yang menawarkan pengalaman menginap yang unik dan tak terlupakan. Puspa Jaya Backpacker, sebuah hostel yang terletak di jantung kota Jakarta, menghadirkan Kamar Puspa Langka, sebuah kamar dengan pemandangan 360° yang memukau. Kamar Puspa Langka terletak di lantai paling atas Puspa Jaya Backpacker, dengan jendela-jendela besar yang mengelilingi seluruh ruangan. Dari jendela-jendela tersebut, Anda dapat menikmati pemandangan kota Jakarta yang menakjubkan, mulai dari gedung-gedung pencakar langit hingga lalu lintas yang ramai. Kamar Puspa Langka didesain dengan gaya minimalis dan modern, dengan perabotan yang sederhana namun nyaman. Kamar ini dilengkapi dengan tempat tidur double yang empuk, meja kerja, dan kamar mandi pribadi dengan shower. Selain pemandangannya yang menakjubkan, Kamar Puspa Langka juga menawarkan fasilitas-fasilitas yang lengkap. Di dalam kamar, te

KRAKAL BEACH: Surganya Para Peselancar Di Krakal Beach

KRAKAL BEACH: Surganya Para Peselancar di Krakal Beach Krakal Beach adalah pantai yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang besar dan menantang, sehingga menjadikannya sebagai salah satu spot selancar terbaik di Indonesia. Selain itu, Krakal Beach juga memiliki pemandangan yang indah dengan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Lokasi Krakal Beach Krakal Beach terletak di Desa Krakal, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Untuk menuju ke Krakal Beach, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengikuti rute Jalan Yogya-Wonosari hingga sampai di Kecamatan Tanjungsari. Setelah itu, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Desa Krakal. Jika menggunakan kendaraan umum, Anda dapat naik bus jurusan Yogyakarta-Wonosari hingga sampai di Terminal Wonos